Pages

About Me

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 27 April 2015

tokoh-tokoh tinkerbell

Tinkerbell dan kawan - kawan

Tinkerbell adalah karakter fiksi  seorang peri yang tinggal di Pixie Hollow,sebelum Ia bertemu peterpan ia tinggal bersama teman-temannya.

1.Tinkerbell adalah seorang peri pateri  yang cantik,kalau marah atau malu pipinya merah, cemburuan (tetapi sebenenernya dia sangat sayang terhadap teman-temannya , dan katanya dia menyukai peterpan


2.Peter Pan adalah seorang bocah, yang hidup di Never Land bersama sahabatnya Tinkerbell dan the lost boys. Di Never Land, kalian tidak akan tumbuh menjadi sosok dewasa. karena, tempat itu akan menjaga kalian menjadi seorang bocah. 

3.  Silvermist adalah peri air yang cantik,lembut,dan selalu menjadi penengah jika ada kesalahpahaman    terhadap teman-temannya.ia teman dekat tinkerbell


4. Rosetta adalah seorang peri taman. ia juga termasuk teman dekat  tinkerbell. ia sangat cantik,manis,dan yang pastinya sayang terhadap tumbuhan 


4. Fawn adalah seorang peri Hewan yang juga cantik,agak sedikit tomboy,sayang sama teman-temannya dan juga sayang sama hewan.


5. Iridessa adalah peri cahaya keturunan Afrika. Dia adalah teman overprotected tinkerbell,dia hitam manis,baik hati


 6. Vidia peri cepat-terbang keturunan Irlandia. dia,teman tinkerbell yang antagonis tetapi sebenarnya dia memiliki sihat yang baik hati dia juga jutek tetapi ada alasannya mengapa dia begitu


7. Terence adalah peri debu pixie. dia sangat tampan dan juga baik hati,katanya sih dia suka sama tinkerbell 


8.wendy darling adalah anak yg lari dari rumah dan menuju ke neverland . yang katanya di sukai oleh peterpan :')

sumber:http://widyairma.blogspot.com/
tanggal: 28-4-2015
 

Senin, 16 Maret 2015

kesenian banyuwangi



 

Gandrung


Kata ""Gandrung"" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen.. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di jawa barat, Tayub di jawa tengah dan jawa timur bagian barat, Lengger di wilayah banyumas dan Joged Bumbung di bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik  (gamelan).
Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju"
Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau jawa dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.
Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).

TARI SEBLANG



Ritual Seblang adalah salah satu ritual masyarakat Using yang hanya dapat dijumpai di dua desa dalam lingkungan kecamatan glagah banyuwangi yakni desa Bakungan dan Olihsari. Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan tolak bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tentram. Ritual ini sama seperti ritual Sintren di wilayah cirebon, Jaran Kepang, dan Sanghyang di Pulau Bali.
Penyelenggaraan tari Seblang di dua desa tersebut juga berbeda waktunya, di desa Olihsari diselenggarakan satu minggu setelah idul fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah idul adha.
Para penarinya dipilih secara supranatural oleh dukun setempat, dan biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari seblang sebelumnya. Di desa Olihsari, penarinya haruslah gadis yang belum akil balik, sedangkan di Bakungan, penarinya haruslah wanita berusia 50 tahun ke atas yang telah mati haid
Tari Seblang ini sebenarnya merupakan tradisi yang sangat tua, hingga sulit dilacak asal usul dimulainya. Namun, catatan sejarah menunjukkan bahwa Seblang pertama yang diketahui adalah Semi, yang juga menjadi pelopor tari Gandrung wanita pertama (meninggal tahun 1973). Setelah sembuh dari sakitnya, maka nazar ibunya (Mak Midah atau Mak Milah) pun harus dipenuhi, Semi akhirnya dijadikan seblang dalam usia kanak-kanaknya hingga setelah menginjak remaja mulai menjadi penari Gandrung.
Tari Seblang ini dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang dukun desa atau pawang. Sang penari ditutup matanya oleh para ibu-ibu yang berada dibelakangnya, sambil memegang tempeh (nampan bamboo). Sang dukun mengasapi sang penari dengan asap dupa sambil membaca mantera. Setelah sang penari kesurupan (taksadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), dengan tanda jatuhnya tempeh tadi, maka pertunjukan pun dimulai. Si seblang yang sudah kejiman tadi menari dengan gerakan monoton, mata terpejam dan mengikuti arah sang pawang atau dukun serta irama gendhing yang dimainkan. Kadang juga berkeliling desa sambil menari. Setelah beberapa lama menari, kemudian si seblang melempar selendang yang digulung ke arah penonton, penonton yang terkena selendang tersebut harus mau menari bersama si Seblang. Jika tidak, maka dia akan dikejar-kejar oleh Seblang sampai mau menari.
musik pengiring Seblang hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua buah saron. Sedangkan di Olihsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek musikal.
Dari segi busana, penari Seblang di Olihsari dan Bakungan mempunyai sedikit perbedaan, khususnya pada bagian omprok atau mahkota.
Pada penari Seblang di desa Olihsari, omprok biasanya terbuat dari pelepah pisang yang disuwir-suwir hingga menutupi sebagian wajah penari, sedangkan bagian atasnya diberi bunga-bunga segar yang biasanya diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman, dan ditambah dengan sebuah kaca kecil yang ditaruh di bagian tengah omprok.
Pada penari seblang wilayah Bakungan, omprok yang dipakai sangat menyerupai omprok yang dipakai dalam pertunjukan Gandrung, hanya saja bahan yang dipakai terbuat dari pelepah pisang dan dihiasi bunga-bunga segar meski tidak sebanyak penari seblang di Olihsari. Disamping unsure mistik, ritual Seblang ini juga memberikan hiburan bagi para pengunjung maupun warga setempat, dimana banyak adegan-adegan lucu yang ditampilkan oleh sang penari seblang ini.


Janger

 



 Teater Janger atau kadang disebut Damarwulan atau Jinggoan, merupakan pertunjukan rakyat yang sejenis dengan ketoprak dan ludruk. Pertunjukan ini hidup dan berkembang di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur serta mempunyai lakon atau cerita yang diambil dari kisah-kisah legenda maupun cerita rakyat lainnya. Selain itu juga sama-sama dilengkapi pentas, sound system, layar/ tirai, gamelan, tari-tarian dan lawak. Serta pembagian cerita dalam babak-babak yang dimulai dari setelah Isya hingga menjelang Subuh.


Rengganis

 

Rengganis adalah kesenian drama tadisional yang berkembang di Banyuwangi, diperkirakan berasal dari Kerajaan Mataram Islam. Sebetulnya masalah nama kesenian tersebut di Banyuwangi sangat beragam, ada yang menyebut Prabu Roro, ada yang juga yang menyebut Umar Moyo. Namun ada benang merahnya, yaitu nama-nama tersebut mengacu kepada nama tokoh yang diangkat dalam kesenian tersebut. Antara lain Putri Rengganis dan Prabu Roro seorang raja putri dan adipati Umar Moyo dari kerajaan Guparman.
Namun hingga saat ini belum ada penelitian yang mengakitkan dengan keberadaan kesenian serupa yang sampai sekarang masih berkembang di daerah Bantul dan Sleman Togyakarta Sementara cerita yang diangkat dari kesenian "Rengganis" diambil dari buku Serat Menak. Tokoh-tokoh yang populer dalam kesenian Rengganis adalah Jemblung, abdi Umar Moyo, Lam Dahur (kalau dalam pewayangan mirip Werkudoro) Pati Tejo Matal, Jayengrono.
Selain unsur-unsur islam yang sangat menonjol dalam kesenian tersebut, juga ada kalimat-kalimat mantra yang sering diuncapkan Umar Moyo saat meminta kekuatan senjata pamungkasnya, yaitu Kasang Tirto Nadi. Umar Moyo Selalu berucap "Laillah Hailalloh Nabi Ibrohim Kamilulloh. Mbal-Gambal Mustoko malih. Sang Kasang Tirtyo Nadi, aku njaluk panguasamu kasang iso ....."
Setiap tokoh mempunyai karasteristik, seperti tokoh pewayangan. Teknik pentas dan jejer, atau sampa'an seperti dalam wayang orang Setiap adegan, tokoh suatu kerajaan akan keluar bersama-sama. Kecuali permasuiri, Raja dan para patik. Tari setiap tokoh juga mempunyai ciri khas tersendiri, begitu juga gending musik pengiring.
Pada tahun 1960-an, atau ketika pergolakan politik di negeri ini. Selain seni drama yang bersumber cerita dari penyebaran Islam di Persia, Rengganis juga sering digunakan alat Propaganda oleh LESBUMI dari NU. Sementara LKN dengan Angklung Dwi Laras dan (Lekra?) PKI dengan kesenian Genjer-Genjer.

sumber: http://banyuwangikita.blogspot.com/p/kesenian.html
tanggal:17 maret 2015

Senin, 02 Maret 2015

wisata banyuwangi

Tempat wisata di Banyuwangi


1. Kawah ijen, Banyuwangi

kawah ijen banyuwangi
Kawah Ijen Banyuwangi

Kawah Ijen adalah salah satu objek wisata yang bisa anda kunjungi di Banyuwangi, Jawa Timur. Kawah ini merupakan bagian dari Gunung Ijen dan Cagar Alam Taman Wisata Ijen yang terletak di Kecamatan Licin Banyuwangi dan Kecamatan Klobang Bondowoso. Gunung Ijen sendiri merupakan gunung api yang masih aktif dengan ketinggian 2.368 meter diatas permukaan laut. Selain menjadi tempat wisata, kawah ini juga menjadi tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur.

2. Taman Nasional Baluran, Banyuwangi

Taman Nasional Baluran Banyuwangi
Taman Nasional Baluran Banyuwangi

Taman Nasional Baluran merupakan tempat konservasi Flora dan Fauna yang dilindungi, Taman ini berada di Situbondo dan sebagian berada di Banyuwangi, untuk mencapai Taman Nasional Baluran cukup mudah anda bisa menggunakan rute Banyuwangi-Batangan, kemudian dilanjutkan ke Bekol selain itu bisa juga melalui rute Situbondo-Batangan. Kunjungan terbaik ke sini adalah Maret sampai Agustus. Tidak hanya itu, bagi anda yang suka dengan snorkeling disini ada Pantai Bama.

3. Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi

Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi
Hewan di Taman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo merupakan kawasan hutan hujan dataran rendah, Taman ini berada di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Disini anda bisa melihat berbagai hewan liar di Sadengan, berselancar di Pantai Plengkung atau G-Land, melihat penyu bertelur di Pantai Trianggulasi, Penangkaran Penyu di Ngagelan serta masih banyak lagi wisata yang bisa anda pilih di kawasan Taman Nasional Alas Purwo.

4. Pantai Pulau Merah, Banyuwangi

Pantai Pulau Merah Banyuwangi
Pantai Pulau Merah Banyuwangi
Selain Pantai Plengkung (G-Land) ada juga Pantai Pulau Merah, lokasinya berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Pantai ini relatif lebih aman untuk para peselancar pemula di banding Pantai G-Land karena ombaknya tidak terlalu tinggi. Nama lain Pantai Pulau Merah adalah Pantai Ringin Pitu, untuk menuju ke Pantai Pulau Merah anda bisa menggunakan kendaraan umum menuju Pasar Pesanggaran kemudian dilanjutkan dengan ojek ke Pulau Merah.

5. Pulau Tabuhan, Banyuwangi

Pulau Tabuhan Banyuwangi
Pulau Tabuhan Banyuwangi

Pulau Tabuhan adalah salah satu objek wisata di Banyuwangi yang memiliki luas 5 hektar, lokasinya kurang lebih 20 km dari pusat kota Banyuwangi tepatnya di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Bagi anda yang ingin menuju Pulau Tabuhan, anda harus menyebrang menggunakan perahu motor.

6. Pantai Teluk Hijau (Green Bay), Banyuwangi

Pantai Teluk Hijau Banyuwangi
Pantai Teluk Hijau (Green Bay) Banyuwangi

Pantai yang indah di Banyuwangi tidak hanya Pantai Plengkung dan Pantai Pulau Merah saja, Tetapi ada juga Pantai Teluk Hijau atau disebut juga Green Bay. Pantai Teluk Hijau memiliki pasir putih dan air laut yang jernih berwarna kehijauan, selain itu disini juga terdapat air terjun setinggi 8 meter yang menambah daya tarik Pantai ini. Teluk Hijau berada di Pesanggaran tepatnya di Desa Sarongan. Ketika anda berkunjung ke Sukamande Taman Nasional Merubetiri, anda akan melewati Pantai Teluk Hijau.
 
sumber: http://www.idtempatwisata.com/2014/11/6-tempat-wisata-di-banyuwangi-yang.html
tanggal:3 maret 2015

Senin, 02 Februari 2015

manfaat adiwiyata

Program Adiwiyita yang di buat oleh Pemerintah Melalui kementrian Lingkungan Hidup demi tujuan mulia menyelamatkan lingkungan.
Sesuai dengan Pengertian Adwiyata dan Tujuan Adiwiyata Menciptakan Lingkungan Pengajaran yang Siswa,Guru dan Warga Sekolahnya Sadar akan Pentingnya Menjaga Lingkungan Hidup dan ikut di dalamnya
Adiwiyata memiliki manfaat terhadap sekolah yang mendapatkan gelar adiwiyata ,diantaranya adalah ;
Sekolah dapat Lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli dengan lingkungan
Sekolah bisa menciptakan siswa – siswa yang sadar akan lingkungan
Sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka mengurangi global warming
Sekolah bisa menjadi sarana penyalur pendidikan lingkungan secara praktek langsung
tidak hanya manfaat pada Sekolah , siswa  juga mendapatkan banyak manfaat yang positif karena program Sekolah Adiwiyata ini seperti:
Siswa dapat membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya
Siswa dapat mengerti pentingnya memilah – milah sampah
Siswa dapat mengerti bahwa barang bekas bukan hanya untuk dibuang tapi juga dapat dimanfaat kan
Team Enviroment
5 NORMA DASAR PROGRAM ADIWIYATA
1.     KEBERSAMAAN
2.     KETERBUKAAN
3.     KESETARAAN
4.     KEJUJURAN
5.     KEADILAN DAN KELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBER DAYA ALAM.
ISU GLOBAL ADALAH KABAR YANG TIDAK JELAS TETAPI MENYEBAR DI TENGAH MASYARAKAT / MASALAH YANG DIKEDEPAKAN UNTUK DI TANGGAPI SECARA UMUM DAN KESELURUHAN.
Kerangka Program ADIWIYATA, berdasarkan indikator sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, sejumlah kriteria yang ditetapkan dimaksudkan untuk memudahkan implementasikan program Adiwiyata sehingga kriteria tersebut perlu dijabarkan agar dipahami oleh masing-masing pelaksanaan program. Penjabaran kriteria telah disusun dengan sederhana dan diharapkan tidak menambah beban bagi sekolah dan warganya dalam mengikuti program Adiwiyata. Penjabaran kriteria Program Adiwiyata dibuat dalam bentuk kerangka program dan sekaligus digunakan untuk pengelompokkan tahapan Program Adiwiyata.
  1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berwawasan Lingkungan (SPBL)
  2. Pengembangan Kurikulum berbasis lingkungan.
  3. Pengembangan kegiatan / pendidikan berbasis partisipatif.
  4. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah. 
sumber dari : http://pelajarpro.com/manfaat-program-adiwiyata/
tanggal:3/2/2015

adiwiyata mandiri

 
PENGERTIAN DAN TUJUAN ADIWIYATA
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan keasadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghidarkan dampak lingkungan yang negatif.
Dalam implementasinya Kementrian Negara Lingkungan Hidup berkerjasama dengan para stakeholders, menggulirkan Program Adiwayata ini dengan harapan dapat mengajak warga sekolah dapat melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan dan menjaga lingkungan hiudup di sekolah dan sekitarnya.

Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta “ ADI “  dan  “ WIYATA “.  ADI  mempunyai makna besar, agung, baik, ideal atau sempurna.
WIYATA mepunyai makna tempat dimana seseorang menedapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabungkan, secara kelseluruhan ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna ; Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita – cita pengembangan berkelanjutan.
Tujuan Program Adiwiyata  adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya – upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama Program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.
Indikator dan Kriteria Program Adiwiyata
Dalam mewujudkan Program Adiwiyata telah ditetapkan beberapa indikator
A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah          
 
Tujuan program Adiwiyata
  • menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran & penyadaran warga sekolah (guru, murid & pekerja lainnya), sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan & pembangunan  berkelanjutan.

Prinsip-prinsip Dasar
Partisipatif
Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yg meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan & evaluasi sesuai tanggungjawab & peran.
Berkelanjutan
Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana & terus menerus secara komprehensif.
Indikator Sekolah Adiwiyata
  1. Pengembangan kebijakan sekolah
  2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan Pengembangan  kegiatan berbasis partisipatif
  3. Pengembangan dan atau Pengelolaan sarana pendukung sekolah
Kebijakan Sekolah
Pengembangan Kebijakan Lingkungan
  1. Filosofi visi, misi sekolah yang peduli dan berbudaya, lingkungan
  2. Kebijakan dalam pengembangan materi pembelajaran Lingkungan Hidup
  3. Kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM
  4. Kebijakan penghematan sumber daya alam
  5. Kebijakan untuk pengalokasian dana bagi kegiatan lingkungan hidup
  6. Kebijakan lain yang mendorong terwujudnya sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
KURIKULUM / MATERI  PLH
Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
  1. Pengembangan model pembelajaran LH
  2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar (isu lokal)
  3. Pengembangan metode pembelajaran
  4. Pengembangan kegiatan kurikuler bertema LH





ADIWIYATA adalah program terhadap sekolah yang mewujudkan sekolah berwawasan dan peduli lingkungan
Apa Itu ADIWIYATA ?

Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.

TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA
Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.

Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif.

INDIKATOR DAN KRITERIA PROGRAM ADIWIYATA

A. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan b e r k e l a n j u t a n .

Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:
1. Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan
non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan s e k o l a h yang bersih dan sehat.
6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan
masalah lingkungan hidup.

B. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan
Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).

Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:
1. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
2. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.
3. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
4. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

C. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif
Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain:
1. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup berbasis patisipatif di sekolah.
2. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
3. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

D. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah
Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:

1. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup.
2. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah.
3. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
4. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
5. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

PENGHARGAAN ADIWIYATA
Pada dasarnya program Adiwiyata tidak ditujukan sebagai suatu kompetisi atau lomba. Penghargaan Adiwiyata diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah yang mampu melaksanakan upaya peningkatan pendidikan lingkungan hidup secara benar, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penghargaan diberikan pada tahapan pemberdayaan (selama kurun waktu kurang dari 3 tahun) dan tahap kemandirian (selama kurun waktu lebih dari 3 tahun).

Pada tahap awal, penghargaan Adiwiyata dibedakan atas 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Sekolah Adiwiyata adalah, sekolah yang dinilai telah berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup.
2. Calon Sekolah Adiwiyata adalah. Sekolah yang dinilai telah berhasil dalam Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup.

Pada tahun 2007 kuesioner yang diterima oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dari seluruh Indonesia sebanyak 146 sekolah yang berasal dari 17 propinsi. Setelah melalui tahaptahap seleksi penilaian, maka ditetapkanlah 30 sekolah sebagai calon model sekolah Adiwiyata tahun 2007. Sedangkan 10 sekolah yang telah terseleksi sebelumnya di tahun 2006 (meliputi ruang lingkup Pulau Jawa) ditetapkan sebagai sekolah penerima penghargaan Adiwiyata sesuai dengan kategori pencapaiannya.

TATA CARA PENGUSULAN CALON PENERIMA PENGHARGAAN ADIWIYATA
Setiap Sekolah dapat diajukan oleh Pemerintah Daerah sebagai calon Sekolah Adiwiyata sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Pengajuan calon sebagaimana dimaksud diatas dilakukan dengan mengisi kuesioner dan menyertai lampiran yang diperlukan sesuai dengan formulir yang telah disediakan oleh Kantor Negara Lingkungan Hidup.

Calon sekolah Adiwiyata dan sekolah Adiwiyata akan diteliti lebih lanjut oleh Dewan Pertimbangan Adiwiyata.

Penerima penghargaan calon dan sekolah Adiwiyata ditetapkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup.

MEKANISME PENILAIAN PROGRAM ADIWIYATA
Pada dasarnya peluang mengikuti program Adiwiyata terbuka bagi seluruh sekolah di tanah air Indonesia. Mengingat keterbatasan yang ada dan kepentingan dari semua pihak terkait, maka dalam proses seleksi dan peni laian, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dibantu oleh berbagai pihak, antara lain: Pemerintah Daerah setempat (dalam hal ini dikoordinir oleh BPLHD/Bapedalda Propinsi), bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Akademisi dan pihak swasta lainnya.

Tim Penilai Adiwiyata pun terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yaitu: Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, LSM yang bergerak di bidang lingkungan, Jaringan Pendidikan Lingkungan, Perguruan Tinggi, Swasta dll. Sedangkan Dewan Pengesahan Adiwiyata terdiri dari Pakar Lingkungan, Pakar Pendidikan Lingkungan, wakil dari Perguruan Tinggi dlsbnya

sumber dari :  http://adiwiyatamandiri.blogspot.com/
tanggal        : 3/2/2015

Senin, 26 Januari 2015

BIODATA

 NAMA     : OCTHA SABELLA

ALAMAT  : JL.DR SOETOMO NO 2

ZODIAK   : LIBRA

TTL           : 10 OKTOBER 2002

KELAS     : 6

 

Blogger news

Blogroll

About